BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Secara etimologi kata statistic
berasal dari bahasa Italia, statistika
yang berarti negarawan atau ahli kenegaraan, karena sejak dahulu kata statistic
hanya digunakan untuk kepentingan Negara saja[1].
Sedangkan saat ini statistic sudah digunakan hampir di semua bidang ilmu dan
kehidupan.
Di pembahasan ini, kelompok kami
hanya membahas tentang Komparansi Dua Variabel yang Berhubungan.
Pengertian komparansi bivariat
adalah membandingkan dua variable atau lebih guna menegtahui adanya perbedaan
atau tidak adanya perbedaan. Analisa komparansi bivariat dapat dilakukan dengan
menggunakan tekhnik analisa tes “t”, tergantung dari jenis data yang komparatif
(dibandingkan) lebih dari dua variable dapat digunakan tekhnik analisis varian.
Membandingkan atau mengkomparansikan
dua variable harus benar-benar memperhatikan kesamaan karakter dari variable
yang dikomparantifkan. Misalnya membandingkan prestasi belajar siswa SMA dengan
SMP. Karakter siswa SMP dan SMA berbeda, oleh karena itu tidak dapat
dibandingkan, yang dibandingkan adalah siswa SMA dan SMA, SMP dengan SMP dsb.
2.1 Tujuan
Tujuan kami adalah:
1.
Mengetahui apa itu komparansi dua variable berhubungan.
2.
Mengetahui tes “t” untuk sampel-sampel yang berkorelasi.
penjelasan:
Teknik analisis tes “t” untuk sampel-sampel dari subjek yang sama atau juga
dapat diambil dari subjek yang berbeda namun memiliki karakteristik yang
berbeda. Nah di sini kami membahas tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan Menggunakan
Metode Baghadiyah dan Metode Iqra’. Maka yang dijadikan sampel hendaknya
memiliki IQ yang sama. Tes “t” di sini untuk sampel kecil (N ≤ 30) yang
berkorelasi.
3.
Dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan komparansi berhubungan. (Amin)
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teori
a.
Metode Tradisional (Qa’idah Baghdadiyah)[2]
1.
Metode ini paling lama digunakan di kalangan umat Islam(khususnya di
Indonesia), dan metode pembelajaran yang diterapkandalam metode ini adalah:
HafalanSebelum
santri diberi materi, terlebih dahulu harus menghafal huruf-huruf hijaiyah yang
berjumlah 28 huruf dari alif sampai
ya’.
2.
Eja
Maksud dari eja yaitu, sebelum
santri membaca per kalimat terlebihdahulu
membaca huruf secara eja, misalnya: alif fathah a, ba’fathah
ba, dan seterusnya.
3. Tidak Variatif Pada metode ini tidak disusun menjadi beberapa jilid buku,
melainkanhanya 1 jilid buku saja
4. Pemberian contoh yang Absolut seorang
ustadz/ustadzah dalam memberikan bimbingan, terlebihdahulu memberikan contoh kemudian
santri mengikutinya, sehinggasantri tidak
diperlukan untuk bersikap aktif
b.
Metode Iqra’
1. Buku metode Iqra’ ini disusun/tercetak
dalam enam jilid sekaligus dan ada pula yang tercetak atau
disusun menjadi beberapa
jilid (jilid 1-6). Di mana dalam setiap jilidnya terdapat
petunjuk mengajar dengan tujuan untuk memudahkan setiap peserta didik
(santri)yang akan menggunakannya, maupun
ustadz/ustadzah yang akanmenerapkan
metode tersebut kepada santrinya.
( Karena kita semua secara umum mengetahui metode
pembelajaran ini (metode iqra’) maka kami tidak banyak membahasnya.)
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Proses Pengumpulan data
Pada penelitian kami ini. Kami
menggunakan pengumpulan angket untuk memperoleh data. Data yang telah kami
peroleh adalah:
Tabel. 1.1
Skor Kemampuan Baca Al-Qur’an dengan Menggunakan
Metode baghdadiyah dan Metode Iqra’
Nama Siswa
|
Kemampuan
baca Alqur’an
|
|
Metode
Baghdadiyah
|
Metode
Iqra’
|
|
Delpiero
Buffon
Pirlo
Marchisio
Vucinic
A. Matri
Bonucci
S. Pepe
Laquinta
Nedved
|
60
55
65
70
75
65
72
50
68
72
|
65
60
73
80
78
65
79
52
73
80
|
Waktu
Penulisan : 29-12-2011
Tempat : di TPALa Signora,
(Taman Pendidikan Al-Qur’an), Pekanbaru.
Hasil
Pembahasan sebagai berikut:
1. Menghitung
T hitung:
KT = S2 =
d12+
d22+
d32+
…. + Dn2
+
![]() |
S2.d =
![]() |
Keterangan : d = Selisih Dua Nilai
n = Banyak Nilai

KT= Kuadrat Tengah
3.2 Jawab
Nama
Anak
|
Kemampuan
baca Al-Qur’an
|
D
|
D2
|
|
Metode
Baghdadiyah
|
Metode
Iqra’
|
|||
Delpiero
Buffon
Pirlo
Marchisio
Vucinic
A.
Matri
Bonucci
S.
Pepe
Laquinta
Nedved
|
60
55
65
70
75
65
72
50
68
72
|
65
60
73
80
78
65
79
52
73
80
|
-5
-5
-8
-10
-3
0
-7
-2
-5
-8
|
25
25
64
100
9
0
49
4
25
64
|
N=10
|
-
|
-
|
∑D= -53
|
∑D2= 365
|
KT = S2 = d12+ d22+ d32+ …. + Dn2 +
![]() |
![]() ![]() ![]() ![]() |
S2.d =
= 0, 934


S.d = 

= 

= 0, 9664
![]() |
Add caption |

3.3
Bandingkan t hitung dan t table dengan ketentuan:
1.
Bila t hitung sama dengan atau lebih besar dari t table, maka hipotesis nol (Ho)
ditolak, yang berarti ada perbedaan yang significan.
2.
Bila t hitung lebih kecil dari t table, maka hipotesis nol (Ho)
diterima, yang berarti tidak ada perbedaan yang significan.
(Untuk Mengetahi t
tabel, anda dapat lihat tabel distribusi)
Mencari
df
df= 10-1 (n-1) = 9
Dengan df = 9
Pada taraf significan
5%= 2,26
Pada taraf significan
1%= 3,25
Dengan
to
(t hitung) sama dengan atau
lebih besar dari t tabel
pada taraf significan 5% maupun pada taraf significan 1% (2,26< 5,481>
3,25) dengan demikian Ho
ditolak.
3.4 Kesimpulan
: Ada Perbedaan yang significan antara Kemampuan Baca Al-Qur’an anak TPA
Al-Signora dengan menggunakan metode baghdadiyah dan metode Iqro’, perbedaan mean
menunjukkan penggunaan metode iqro’ lebih baik dibandingkan dengan metode
baghdadiyah.
3.5 Kritik dan Saran
Kritik, saran dan pertanyaan yang konstruktif, yang
berhubungan dengan komparansi (dua variabel yang berhubungan) kami terima.
Daftar
Pustaka
Hartono.
2008. Statistik Untuk Penelitian.Pekanbaru: Pustaka Belajar.
Wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar